JAKARTA – Pemerintah sebaiknya menghitung secara matang dalam menerapkan kebijakan mandatori energi terbarukan, terutama yang menggunakan bahan baku minyak sawit. Pasalnya, rencana peningkatan mandatori biodiesel hingga 60% atau B60 berpotensi menambah penggunaan lahan baru.
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengatakan penambahan lahan baru hingga konversi hutan akan menjadi resiko jika pemerintah ingin meningkatkan penggunaan biodiesel berbahan baku campuran sawit sebanyak 60%. Katanya, dengan mengkonversi lahan hutan untuk perkebunan sawit akan menjadi masalah baru lagi nantinya.
“Kalau kita mau biodiesel didorong maksimal, maka tuntutannya adalah pembukaan lahan sawit baru sampai 9 juta hektare. Saya kira ada risiko kalau seandainya itu dipaksa terus, itu berarti harus buka lahan, kalau buka lahan berarti harus konversi hutan. Dunia akan ramai lagi nantinya, (bisa) bermasalah,” kata Arif di Jakarta, Senin (14/10/2024).
Baca Juga Ini Dia Sembilan Jenis Bantuan Sarpras bagi Petani Sawit
Untuk itu, menurutnya, moratorium lahan sawit masih perlu untuk dipertahankan sembari mencari lahan-lahan terlantar untuk bisa dimanfaatkan. “Bukan lahan hutan. Kalau konversi hutan nanti akan ramai dunia,” lanjut dia.
Adapun jika nantinya pemerintah berencana mencabut aturan moratorium ataupun melanjutkan aturan tersebut, Arif menilai tetap perlu dilakukan kajian akademik yang kuat, sehingga bisa diketahui berapa dan di mana lahan baru yang harus dibuka.
“Jadi intinya, buka atau tidak buka (lahan baru) harus dilakukan dengan kajian. Kajian kalau layak ya sudah, kalau enggak ya harus dikaji secara holistik. Tidak hanya aspek lingkungannya saja, tapi juga aspek ekonominya,” kata Arif.
Baca Juga: Lembaga Ini Sebar Ratusan Miliar Beasiswa, Kuotanya 3.000 Orang
“Tapi rekomendasi saya, sebaiknya di lahan-lahan terlantar saja sementara ini. Jangan di lahan-lahan hutan ya, itu akan menjadi isu yang saya kira akan semakin ramai di dunia,” tutup Arif.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden RI Terpilih Prabowo Subianto nantinya akan meningkatkan penggunaan campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis biodiesel pada Bahan Bakar Minyak (BBM). Menurut Bahlil, ke depannya Prabowo akan mendorong penggunaan biodiesel hingga B60.
“Nah di samping itu kita akan tingkatkan menjadi B50 B60 program Pak Prabowo lagi hitung B40 udah selesai uji coba,” ungkap Bahlil saat membuka Relawan Pengusaha Nasional (Repnas) di Jakarta, Senin (14/10/2024).
Baca Juga: Biar Riset Sawit Aplikatif, Ini yang Dilakukan BPDPKS
Bukan hanya B60, apabila mampu maka program biodiesel akan ditingkatkan lagi. “Kemudian B40 jadi B50 B60 bahkan kalau ada tekanan dalam pandangan Pak Prabowo akan ditingkatkan lagi,” bebernya.
Program mandatori biodiesel dianggap Bahlil penting untuk mengurangi ketergantungan impor terutama BBM jenis solar. Di samping itu, Bahlil juga mau produksi minyak bumi di dalam negeri juga digenjot serta konversi ke energi listrik. “Kalau bisa Insya Allah, ini kedaulatan energi clear,” ucapnya. (ANG)