JAKARTA – Realisasi peremajaan sawit rakyat (PSR) hingga kini masih rendah. Hingga saat ini total PSR baru mencapai 280.620 hektare (ha) atau hanya sekitar 56% dari target tahap I seluas 500.000 ha.
Ketua Dewan Pembina DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Moeldoko mengatakan problem terbesar pelaksanaan PSR karena banyaknya kebun sawit rakyat yang masuk kawasan hutan.
“Kendala terbesar pelaksanaan PSR adalah karena masih banyaknya perkebunan sawit rakyat yang masuk kawasan hutan. Karena itu lah, pemerintah kemudian membentuk Satgas Sawit,” kata Moeldoko dalam Special Dialogue, ‘Menata Masa Depan Kelapa Sawit Indonesia’ di Jakarta, Kamis (16/11/2023).
Menurut Moeldoko, Satgas Sawit bertugas melakukan perbaikan serta pembaruan data, perbaikan tata kelola, dan melakukan verifikasi perizinan usaha sebagai bagian upaya dalam program padu serasi.
Satgas Sawit juga bertugas menyelesaikan persoalan sawit dalam kawasan hutan, upaya perbaikan pendataan dan penyelesaian legalitas sawit dalam kawasan hutan. “Selain itu juga jaminan keberlanjutan industri persawitan Indonesia ke depan yang ditandai dengan penerbitan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO),” kata Moeldoko yang juga sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia ini.
Dia menuturkan, Presiden Joko Widodo memiliki perhatian khusus terhadap upaya peningkatan produktivitas kebun sawit rakyat ini. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah yakni dengan melaksanakan program PSR.
“Untuk memacu peningkatan produktivitas rakyat, upaya pertama yang perlu dilakukan adalah peremajaan tanaman yang sudah tua dan tidak produktif, atau lebih kita kenal dengan replanting,” tambah Moeldoko.
Moeldoko menjelaskan saat ini produktivitas tandan buah segar (TBS) sawit rakyat masih berkisar 0,6-1,2 ton per hektare (ha) dengan kandungan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) 2,8-3,4 ton per ha. Sementara, produktivitas kebun sawit perusahaan menghasilkan sudah mencapai 4,2-4,5 ton CPO per ha.
Jauh banget produktivitasnya antara kebun sawit rakyat dengan perusahaan. Jadi, kata Moeldoko, solusinya agar produksi CPO Indonesia meningkat adalah dengan meningkatkan produktivitas kebun sawit rakyat.
Nah untuk meningkatkan produktivitas kebun sawit rakyat satu-satunya cara yakni dengan melakukan replanting. Karena itulah pemerintah melakukan Program PSR, yang menjadi target PSR ini adalah kebun sawit rakyat yang berusia di atas 25 tahun karena memang sudah tidak produktif. (SDR)