JAKARTA – Produk personal care, kecantikan, kosmetik, dan cleaning merupakan produk yang paling banyak diminati berbagai kalangan di Indonesia dan belahan dunia. Salah satu bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk perawatan kecantikan ini adalah sukrosa ester. Sukrosa ester adalah produk hilirisasi minyak sawit yang ramah lingkungan, tidak beracun, biokompatibel dengan berbagai bahan baku industri, dan biodegradable.
Sebagai negera penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia punya peluang besar menghasilkan bahan baku produk kecantikan berbasis sawit. Produk ini diharapkan meningkatkan nilai tambah produk hilirisasi sawit. Untuk itu, Tim Peneliti IPB University yang dipimpin oleh Prof. Dr. Erliza Hambali melakukan penelitian pengembangan oleokimia sukrosa ester untuk produk personal care, kosmetik dan cleaning.
Hasil penelitian yang didukung BPDPKS ini dituangkan dalam ringkasan buku Grant Riset Sawit 2023 dengan judul Pengembangan Proses Produksi Oleokimia Sukrosa Ester Berbahan Metil Ester Sawit dan Aplikasinya Pada Produk Personal Car, Kosmetik, dan Cleaning.
Baca Juga: Baterai Sepeda Listrik dari Limbah Sawit, Kenapa Tidak
Penelitian ini dimulai dengan melakukan proses esterifikasi asam lemak menggunakan katalis H2SO4 98% dengan jumlah katalis bervariasi antara 1,5 – 3% dan rasio mol reaktan berkisar 1:5 – 1:8. Rendemen produk metil ester yang dihasilkan berkisar 87 – 98%.
Sedangkan spesifikasi metil ester yang dihasilkan adalah densitas 0,85 – 0,87 g/ cm3, viskositas 2,3 – 5,35 cP, bilangan asam 0,001 – 3,480 mg KOH/g sampel, bilangan penyabunan 192 – 231 mg KOH/g sampel, bilangan iod 1,05 – 103,41 g Iod/100 g sampel, gliserol total 0,008 – 0,066 %-massa, gliserol bebas 0,004 – 0,042 %-massa, bilangan ester 95,3 – 99,9 %-massa dan kadar air 0,08 – 0,2 %.
Dari proses ini, hasil analisis produk sukrosa ester yang dihasilkan adalah pH 10 – 12, stabilitas busa 0 – 88%, stabilitas emulsi 21 – 78%, tegangan permukaan 24 – 33 dyne/cm, tegangan antar muka 3 – 17 dyne/cm, sudut kontak 14 – 89°, ukuran droplet 1,6 – 14,6 μ dan rendemen 29 – 59%. Hasil ini menunjukan penggunaan katalis K2CO3 pada proses sintesis sukrosa ester dari metil ester asam lemak sawit lebih baik dibandingkan dengan katalis Na2CO3.
Baca Juga: Ini Teknologi Pembuat Carbon Black dari Biomassa Sawit
Selain itu, desain reaktor untuk proses sukrolisis skala 5 L/batch berhasil dikembangkan yang didisain mengacu pada kondisi proses terbaik sintesis sukrosa ester dari berbagai jenis metil ester asam lemak sawit. Dimensi reaktor sukrolisis yang dihasilkan dengan diameter 16,5 cm, tinggi 33 cm berbahan SS 304, tekanan 1 bar dan suhu operasi mencapai 150 oC.
Hasil analisis FTIR produk sukrosa ester yang dihasilkan menunjukkan gugus-gugus C=O terlihat muncul pada bilangan gelombang 1.744 cm-1 dan gugus C-H serta gugus CH2 muncul pada bilangan gelombang 2.924 cm-1. Saat ini, Tim Peneliti sedang merintis kerja sama untuk pengembangan lanjut hasil penelitian menuju skala pilot dan komersial. (EFS)