JAKARTA – Emiten-emiten sawit Tanah Air mulai menggeber belanja modal (capital expenditure/capex) dengan nilai fantastis untuk 2025. Ini menjadi sinyal positif bagi geliat industri kelapa sawit nasional yang tengah bangkit usai dihantam berbagai tekanan global.
Salah satu yang agresif menyiapkan anggaran adalah PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG), anak usaha konglomerasi TP Rachmat. Perusahaan kelapa sawit ini mengalokasikan capex hingga Rp800 miliar yang sebagian besar akan digunakan untuk program penanaman kembali (replanting) di lahan seluas 5.500 hektare (ha) serta pemeliharaan infrastruktur pabrik.
“Selain pemeliharaan rutin, capex tahun ini juga kami alokasikan untuk pembaruan mesin-mesin pabrik yang telah berusia lebih dari 10 tahun,” ujar Direktur DSNG, Jenti, dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (5/6/2025).
Baca Juga: Saham Emiten Sawit Milik Haji Isam Kembali Dilego
Hingga kini, DSNG telah merealisasikan replanting seluas 3.000 ha dan masih akan terus berlanjut. Selain di sektor kelapa sawit, perusahaan juga mengalokasikan belanja modal untuk mendukung pengembangan energi terbarukan, termasuk proyek wood pellet. “Per kuartal I/2025, sekitar 22% dari total capex sudah terserap,” ungkap Jenti.
Perusahaan juga menargetkan produksi tandan buah segar (TBS) dan minyak sawit mentah (CPO) bisa tumbuh sekitar 5% dibandingkan tahun sebelumnya. Harapannya, pertumbuhan ini akan memperkuat kinerja keuangan sepanjang 2025.
SSMS dan AALI Tak Mau Kalah
Sementara itu, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) turut menganggarkan belanja modal hingga Rp510 miliar pada 2025. Direktur Utama SSMS, Jap Hartono, menyebut dana tersebut akan digunakan untuk renovasi perumahan karyawan di kebun serta pembaruan mesin, peralatan, dan kendaraan operasional.
“Capex kami sepenuhnya untuk mendukung operasional SSMS,” tegas Hartono. Hingga kuartal I/2025, perusahaan telah menyerap sekitar Rp180 miliar dari anggaran tersebut.
SSMS juga menargetkan pertumbuhan kinerja sekitar 10% tahun ini, sejalan dengan tren pemulihan produksi nasional dan strategi efisiensi biaya yang dijalankan.
Baca Juga: CABR, Emiten Replanting Sawit Bidik Dana Segar Rp30 Miliar
Pada kuartal I/2025, SSMS membukukan laba bersih sebesar Rp341,5 miliar, tumbuh 23,3% dibandingkan Rp276,9 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan pun melonjak menjadi Rp3,7 triliun, naik 48% dari sebelumnya Rp2,5 triliun.
Di sisi lain, PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) juga menyiapkan capex besar, yakni Rp1,4 triliun hingga Rp1,5 triliun pada 2025, naik dari alokasi tahun sebelumnya.
Direktur Keuangan AALI, Tingning Sukowignjo, mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk replanting sekitar 5.000 ha lahan sawit. “Total capex kami meningkat dari tahun sebelumnya dan digunakan cukup selektif, terutama untuk kendaraan dan penggantian peralatan,” katanya dalam paparan publik, Senin (28/4/2025).
Realisasi capex AALI pada 2024 mencapai Rp941 miliar, dengan 56% digunakan untuk tanaman, 18% untuk pabrik dan dermaga, serta sisanya untuk kebutuhan non-tanaman.
Presiden Direktur AALI, Djap Tet Fa, menambahkan bahwa perusahaan kini memasuki siklus kedua (second cycle) usia tanaman. Oleh karena itu, replanting akan menjadi strategi utama meningkatkan produktivitas ke depan. “Kami menargetkan peningkatan replanting dari rata-rata 4.000–5.000 ha per tahun,” ujar Tet Fa.
Optimisme Industri Sawit
Langkah agresif para emiten dalam mengalokasikan capex menjadi sinyal kuat optimisme terhadap prospek industri sawit pada 2025. Dukungan dari sisi kebijakan dan tren permintaan global yang positif turut memperkuat proyeksi pertumbuhan sektor ini. (REL)