JAKARTA – Salah satu dari produk samping hasil proses pemerasan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) adalah lumpur sawit. Jumlah lumpur sawit yang dihasilkan cukup lumayan. Di setiap proses pemerasan satu unit produksi CPO biasanya menghasilkan sekitar 4% lumpur sawit. Selama ini, pemanfaatan lumpur sawit masih terbatas sebagai pupuk atau dibiarkan menjadi humus karena belum adanya pemanfaatan yang bernilai ekonomis.
Padahal, kandungan gizi pada lumpur sawit cukup baik dan bisa dimanfaatkan jadi pakan fungsional yang kaya betakaroten. Namun, pemanfaatan untuk pakan unggas belum banyak dilakukan karena ada kendala tingginya serat kasar dan kadar air pada lumpur sawit. Untuk mengatasi kendala ini diperlukan riset agar lumpur sawit dioptimalkan untuk pakan unggas.
Potensi lumpur sawit sebagai pakan unggas ini diteliti oleh Asriani Hasanuddin dan tim dari LPPM Universitas Tadulaku, Palu. Ringkasan hasil riset dipublikasikan di buku Grant Riset Sawit 2023 berjudul Produksi Telur Ayam Ras Fungsional Tinggi Antioksidan dan Rendah Kolesterol Melalui Pemberian Lumpur Sawit Hasil Biokonversi Kapang Neorospora sp.
Untuk mengubah lumpur sawit menjadi pakan ayam petelur, riset ini dilakukan bertahap. Pada riset pertama ini dilakukan biokonversi limbah cair lumpur sawit menggunakan kapang Neurospora sp pada berbagai konsentrasi. Tujuannya meningkatkan nilai nutisi dari lumpur sawit dan dievaluasi nilai nutrisi lumpur sawit sebelum dan sesudah proses biokonversi.
Pada tahap 1 ini digunakan enam tingkat konsentrasi penggunaan inokulum Neurospora sp yaitu: R0 (0%); R1( 2%); R2 ( 4%); R3( 6%); R4 ( 8%) dan R5 (10%) dari berat substrat dengan waktu inkubasi 72 jam. Riset ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan sehingga diperoleh 24 unit percobaan.
Dalam proses ini, peubah yang diamati adalah profil nutrisi, komponen bioaktif produk biokonversi, kadar beta karoten dan antioksidan produk biokonversi, profil asam amino dan profil asam lemak. Hasil biokonversi dari konsentrasi inokulum yang terbaik terpilih sebagai konsentrasi yang akan diaplikasikan pada ayam ras petelur pada riset tahun berikutnya.
Dari proses di atas, hasilnya adalah penambahan Neursopora sp pada media lumpur sawit menunjukkan perbaikan nilai nutrisi, terutama kadar protein naik sampai level pemberian 8%. Sementara kadar air , kadar lemak, serat kasar dan kadar abu mengalami peningkatan atau penurunan secara tidak konsisten sampai pada level tersebut.
Untuk parameter antioksidan , beta karoten, komponen bioaktif, profil asam amino dan dan asam lemak menunjukkan pola pengaruh yang sama pada kandungan nutrisi. Parameter yang diharapkan dari penelitian tahun pertama ini adalah protein, antioksidan, beta karoten, asam amino esensial dan asam lemak tidak jenuh (omega -3,6 dan 9) meningkat. Sementara senyawa lain seperti asam lemak jenuh dan kandungan serat kasar menurun.
Berdasarkan fakta dari hasil analisis yang diperoleh, lumpur sawit dapat dimanfaatkan untuk ternak unggas dalam rangka memperbaiki kualitas telur sebagai sumber pakan fungsional. Selain itu, juga dapat mengatasi masalah kelimpahan produk samping pengolahan kelapa sawit yang tidak boleh dibiarkan menjadi limbah. (NYT)