JAKARTA – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai Subholding Refining & Petrochemical Pertamina menyatakan kesiapannya meningkatkan komposisi campuran sawit atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) ke bahan bakar pesawat terbang (avtur) menjadi 5% pada 2030 mendatang.
Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan rencana peningkatan kandungan bioavtur dalam bentuk SAF yang memanfaatkan komoditas sawit sebagai bahan bakar, sejalan dengan rencana pemerintah. Oleh karena itu, pihaknya akan mempersiapkan refinery atau kilang sebagai infrastruktur pencampuran bahan bakar nabati untuk pesawat tersebut.
“Saat ini kan pemerintah itu mencanangkan 5% untuk SAF penggunaan bioavtur itu, 5% di 2030. Dalam rentang waktu itulah kita merencanakan kesiapan dari refinery di subholding kami untuk menyiapkan bioavtur plan itu dalam rentang waktu tersebut,” ujar Taufik di Jakarta, Selasa (2/1/2024).
Saat ini, dia mengatakan campuran yang digunakan untuk pesawat yakni sebesar 2,4%. Taufik menyebutkan pihaknya merencanakan untuk memproduksi SAF hingga 100% dan membuka peluang untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sebesar 5% di tahun 2030.
Adapun, dia juga mengatakan pihaknya saat ini tengah melihat peluang penggunaan bioavtur di luar negeri sehingga pihaknya membuka kesempatan untuk bisa mengekspor bioavtur untuk ke depannya.
“Memang nanti ada peluang, walaupun di kita dalam negeri mungkin hanya 5% itu mandatory requirement untuk airline, tetapi kita harus lihat melalui Patra Niaga tadi yang saya sampaikan, keluar seperti apa demand di luar, karena yang kami peroleh juga saat ini, bahwa requirement di luar sudah lebih duluan untuk penggunaan bioavtur,” tambahnya.
Asal tahu saja, Pertamina SAF juga telah melalui uji terbang yang dilaksanakan pada 4 Oktober 2023, SAF telah melalui tahapan ground round dan flight test pada pesawat komersial berjenis Boeing 737-800 NG dengan nomor registrasi PK-GFX, milik maskapai Garuda Indonesia. Uji terbang dilakukan selama 60 menit, dengan melintasi area udara Pelabuhan Ratu.
Pertamina SAF merupakan hasil inovasi dan kolaborasi antara subholding Pertamina. Melalui fasilitas Green Refinery PT Kilang Pertamina Internasional di Kilang Cilacap, SAF menggunakan metode co-processing Hydrotreated Esters and Fatty Acids (HEFA), dan sesuai standar internasional. Nantinya SAF akan dipasarkan melalui PT Pertamina Patra Niaga untuk industri aviasi di Indonesia dan tidak menutup kemungkinan kepada pasar aviasi internasional. (SDR)