JAKARTA – Riset merupakan komponen yang sangat penting bagi keberlanjutan sawit di Indonesia. Karena itulah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) terus mendorong para ilmuwan maupun akamedisi untuk melakukan riset yang terkait dengan kelapa sawit.
Hal itu dikemukakan Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman pada acara dalam Indonesia Palm Oil Research and Innovation Conference and Expo (IPORICE) di Jakarta, Selasa (13/8/2024).
Menurutnya, BPDPKS yang didirikan pada 2015 melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 61 Tahun 2015 bertugas mengumpulkan, mengelola, dan menyalurkan dana untuk pengembangan sawit berkelanjutan.
Baca Juga: Riset yang Didanai BPDPKS Jadi Problem Solving Industri Sawit
Eddy menjelaskan, dana yang dihimpun tidak hanya digunakan untuk program strategis terkait sawit, termasuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam pertumbuhan kelapa sawit, tetapi juga untuk penelitian dan pengembangan. “Hingga kini, banyak kegiatan penelitian dan pengembangan telah didanai oleh BPDPKS,” kata Eddy.
Eddy menuturkan, program penelitian dan pengembangan sawit merupakan salah satu upaya penting untuk melakukan penguatan, pengembangan, dan peningkatan pemberdayaan dari sektor hulu hingga hilir sawit.
“Program penelitian dan pengembangan sawit merupakan salah satu upaya untuk melakukan penguatan, pengembangan dan peningkatan pemberdayaan perkebunan, dan industri sawit yang saling bersinergi dari sektor hulu sampai dengan hilir demi terwujudnya industri sawit nasional yang tangguh dan berkelanjutan,” kata dia.
Baca Juga: Dirut BPDPKS: Sebanyak 30 Hasil Riset Sawit Siap Dikomersialisasi
Kegiatan riset, menurut dia, adalah fondasi yang kuat dari industri sawit dan sangat dibutuhkan sebagai ujung tombak kemajuan industri berbasis komunitas. Oleh karena itu, diperlukan alokasi dana riset yang mencukupi agar aktivitas ini dapat dilakukan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendukung pengembangan perkebunan dan industri sawit yang berkelanjutan.
“Riset yang didukung oleh dana perkebunan kelapa sawit diharapkan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, baik dari pekebun maupun industri kelapa sawit nasional,” tambahnya.
Sejak berdiri pada 2015, BPDPKS telah memberikan dana riset melalui program Grand Research Sawit. BPDPKS telah menjalin kerja sama dengan 88 lembaga penelitian dan pengembangan, termasuk peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Baca Juga: BPDPKS ‘Tantang’ Mahasiswa Usulkan Proposal Riset Sawit
Eddy menjelaskan, kemajuan riset dan pengembangan di Indonesia sangat memerlukan dukungan sistem yang baik agar riset dapat melewati batas-batas konvensional. Salah satu dukungan penting adalah dengan melakukan riset pasar untuk mendapatkan umpan balik dari pengguna dan calon pengguna.
Hingga saat ini BPDPKS telah mendukung lebih dari 300 penelitian. Apabila terdapat setidaknya 10% saja yang berpotensi untuk dapat sampai pada tahap komersil maka akan ada 30 inovasi hasil riset unggulan yang manfaatnya akan dapat dirasakan selanjutnya oleh industri sawit nasional.
“Hal ini akan sangat berdampak signifikan bagi kemajuan industri sawit mulai dari peningkatan produktivitas, peningkatan diversifikasi, dan peningkatan nilai tambah,” kata Eddy. (SDR)