SURABAYA – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyatakan sebanyak 30 invensi hasil riset dari Program Grant Riset Sawit (GRS) siap dikomersialisasi. Hingga saat ini sudah ada beberapa investor yang menyatakan minatnya untuk melalukan komersialisasi.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman dalam acara Pekan Riset Sawit Indonesia (Perisai) 2023 di Surabaya, Jawa Timur, seperti dikutip Antara, Rabu (25/10/2023).
Eddy menjelaskan, dalam upaya komersialisasi hasil penelitian, lembaga di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tersebut bekerja sama dengan Asosiasi Inventor Indonesia (AII) dalam melaksanakan valuasi kesiapan teknologi untuk komersialisasi terhadap penemuan hasil riset yang didanai BPDPKS.
“Terdapat 30 invensi hasil riset GRS yang siap dikomersialisasi dan beberapa sudah mendapatkan pernyataan minat dari investor dengan komitmen dalam bentuk Letter of Intent atau Non-Disclosure Agreement,” jelasnya.
Hingga saat ini, kata Eddy, BPDPKS telah mendanai 329 kontrak perjanjian kerja sama riset dengan 88 lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) untuk mengembangkan industri kelapa sawit berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Eddy mengatakan, program kerja sama riset tersebut merupakan hasil implementasi dari Program Grant Riset Sawit BPDPKS. “Sejak tahun 2015, BPDPKS telah mendanai sebanyak 329 kontrak perjanjian kerja sama dengan 88 lembaga litbang dengan keterlibatan 1.202 peneliti yang tersebar di 19 provinsi,” kata Eddy.
Program penelitian dan pengembangan kelapa sawit merupakan salah satu upaya BPDPKS untuk melakukan penguatan, pengembangan, dan peningkatan pemberdayaan perkebunan kelapa sawit dari sektor hulu ke hilir.
Program litbang dari BPDPKS dijalankan dalam bentuk dukungan dana penelitian melalui dua mekanisme. Pertama, Grant Riset Sawit yang terdiri dari jalur seleksi dan jalur inisiatif. Kedua, Lomba Riset Sawit yang melibatkan para mahasiswa.
Dalam acara Perisai 2023, Eddy menyampaikan bahwa BPDPKS mempunyai peran penting untuk pemerintah menjamin keberlanjutan kelapa sawit Indonesia. Penghimpunan dan penggunaan dana perkebunan kelapa sawit disalurkan untuk mendukung program-program strategis antara lain; pengembangan sumber daya manusia (SDM) perkebunan kelapa sawit, penelitian dan pengembangan.
Kemudian, peremajaan sawit rakyat, sarana dan prasarana perkebunan. “Selanjutnya pemenuhan hasil kelapa sawit untuk kebutuhan pangan, hilirisasi industri perkebunan kelapa sawit, serta penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati jenis biodiesel, serta untuk promosi dan advokasi,” ujar Eddy.
Perisai 2023 diadakan selama dua hari yang terbagi menjadi 6 sesi yang terdiri dari beragam topik penelitian. Selain itu, terdapat juga ruang pameran yang memperlihatkan secara langsung hasil-hasil riset yang didanai BPDPKS. “Proses diskusi dan interaksi juga kami harapkan dalam forum tersebut agar komersialisasi hasil litbang dapat terakselerasi dengan baik,” ujarnya. (SDR)