JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan periode Oktober-Desember merupakan kondisi yang bagus untuk ekspor produk turunan kelapa sawit. Proyeksi itu diperoleh setelah berkoordinasi dengan para produsen dan pelaku usaha.
“Kami telah berkoordinasi dengan beberapa pelaku (usaha) sebelum membuat proyeksi tersebut,” ujar Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag, Bambang Wisnubroto di Jakarta, Minggu (29/9/2024).
Baca Juga: BPDPKS Dukung Sertifikasi ISPO Petani Sawit
Menurut Bambang, produksi domestic obligation market (DMO) sangat dipengaruhi dengan kondisi ekspor. Bila ekspornya tinggi maka produksi DMO atau minyak di dalam negeri juga meningkat. DMO merupakan batas wajib pasok yang mengharuskan produsen minyak sawit untuk memenuhi stok dalam negeri sesuai ketentuan.
Dia pun berharap proyeksi membaiknya ekspor ini bisa meningkatkan realisasi DMO. Sehingga suplai MinyaKita juga bisa lebih banyak tersedia di pasar.
Baca Juga: Kelapa Sawit Jadi Lumbung Energi Terbarukan
Diketahui harga minyak goreng masih mengalami kenaikan hingga saat ini. Menurut Kemendag, harga rata-rata MinyaKita saat ini mencapai 7% di atas harga eceran tertinggi (HET). (ANG)