JAKARTA – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), bank mitra, dan kelembagaan pekebun telah menandatangani kerja sama untuk mendukung program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
Penandatanganan kerja sama tiga pihak tersebut telah dilaksanakan di Medan, Sumatera Utara (Sumut) Kamis (7/3/2024) lalu. Kegiatan ini dihadiri Direktur Penghimpunan Dana BPDPKS Sunari.
Paidi, Ketua Perkumpulan Kelompok Tani Matahari Berkah Jaya merupakan salah satu petani sawit yang ikut menandatangani kerja sama tersebut. Dia mengatakan bahwa dirinya segera mengajak sejumlah pengurus Kelompok Tani Matahari Berkah Jaya untuk berdiskusi dengan pihak manajemen PTPN V (Persero).
“Saya tidak mau berleha-leha usai penandatanganan tiga pihak di Medan, kemarin. Saya segera mengajak sejumlah pengurus untuk berdiskusi dengan pihak manajemen PTPN V yang ada di Rokan Hilir (Rohil),” kata Paidi seperti dikutip dari laman bpdp.or.id.
Petani sawit asal Kepenghuluan Kencana Paket D, Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rohil, Riau ini mengatakan bahwa PTPN V merupakan perusahaan inti. Sementara pekebun mandiri di kelompok tani yang dipimpin Paidi adalah plasma PTPN V.
Menurut Paidi yang juga sebagai Ketua DPD II Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspekpir) Kabupaten Rohil ini, PTPN V itu sudah banyak membantu para petani plasma.
“Diskusi dengan pihak manajemen dilakukan agar tahu langkah apa yang harus kami ambil setelah penandatanganan tiga pihak kemarin di Medan,” ujar lagi.
Paidi pun teringat jelas pesan Direktur Penghimpunan Dana BPDPKS Sunari agar para petani benar-benar serius membereskan semua berkas dan mengerjakan Program PSR sesuai tahapan yang ada.
“Lagi pula tahun ini juga, tepatnya usai Lebaran, kami akan ajukan lagi berkas milik anggota Poktan kami yang lain untuk ikut Program PSR. Karena itu, pengajuan yang sekarang harus bisa dikerjakan secara cepat dan tepat agar tidak meninggalkan PR ketika usulan PSR berikutnya kami ajukan lagi ke BPDPKS,” kata pria kelahiran 1965 ini.
Paidi menyebut bahwa petani sawit di daerahnya semangat ikut Program PSR karena telah melihat kualitas dan kuantitas panen tandan buah segar (TBS) milik petani sawit lain yang lebih dulu ikut Program PSR.
Dia mengatakan pada 2019 lalu, petani sawit yang tergabung dalam Koperasi Karya Sawitri melakukan tanam perdana untuk Program PSR. Tahun lalu sudah mulai panen dengan hasil yang lebih baik.
“Ini dilihat petani sawit lainnya yang belum ikut PSR, sehingga mereka mau ikut Program PSR. Di samping itu, kami juga menyosialisasikan pentingnya Program PSR BPDPKS ini,” tegas Paidi.
Sebagai informasi, Paidi adalah salah satu dari puluhan ketua poktan atau koperasi berbasis sawit dari berbagai daerah di Indonesia yang ikut menandatangani kerja sama tiga pihak yang diselenggarakan BPDPKS di Medan.
Adapun lahan sawit anggota Perkumpulan Kelompok Tani Matahari Berkah Jaya yang bakal diremajakan kali ini sebanyak 69 hektare (ha) milik 32 petani sawit. (ANG)