JAKARTA – Sebagian masyarakat masih berpikiran negatif tentang kelapa sawit. Di benak mereka masih terpatri bahwa sawit merupakan tanaman perusak lingkungan, boros air, penyebab deforestasi, mempekerjakan anak hingga bahan pangan tak sehat.
Padahal itu semua merupakan mitos ataupun informasi yang keliru. Karena itu, perlu adanya edukasi secara massif kepada masyarakat terutama generasi muda agar mereka bisa memahami secara benar tentang tanaman kelapa sawit.
Di momen Perkebunan Indonesia Expo (BUNEX) 2023, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan) menginisiasi adanya acara diskusi dan tanya jawab, sebagai bagian dari rangkaian acara Bunex 2023.
Tungkot Sipayung selaku Direktur Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) turut berpartisipasi dalam rangkaian acara Bunex ini. Tungkot mengedukasi dan mengubah persepsi buruk masyarakat terhadap kelapa sawit, sekaligus memberikan sosialisasi kepada generasi muda bahwa sawit itu baik, tidak seperti isu yang beredar.
“Kampanye negatif sawit ini terbentuk karena kurangnya pemahaman mengenai tanaman (kelapa sawit) itu sendiri. Banyak mitos yang beredar tentang kelapa sawit sebagai tanaman yang boros air, merusak lingkungan dengan limbahnya, dan mengancam satwa liar, serta isu negatif lainnya. Inilah perlunya sosialisasi dan edukasi sesuai fakta yang ada, di mana kelapa sawit itu ada di setiap kegiatan kita sehari-hari,” ungkap Tungkot kepada para pelajar yang menghadiri acara Bunex.
Dari hasil tanya jawab Tungkot dengan para pelajar, generasi muda masih berasumsi bahwa citra sawit seakan merugikan dan perlu dibatasi penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari karena diisukan dapat mempengaruhi kesehatan.
Tungkot meluruskan persepsi tersebut. “Padahal, selama 24 jam sehari kita, selalu ada kaitannya dengan sawit. Dari mulai bangun tidur, kita sikat gigi dengan produk turunan sawit, sampai halnya kita mandi, makan, dandan, itu mengandung sawit.”
Selain kegiatan tanya jawab, diskusi serta seminar, Bunex juga dimeriahkan dengan kegiatan cerdas cermat dengan topik tanaman kelapa sawit. Dengan adanya kegiatan edukasi sawit ini diharapkan dapat mengubah persepsi masyarakat yang selama ini keliru atau menganggap negatif tentang sawit.
“Sawit itu baik. Selama Good Agriculture Practices (GAP)-nya dikelola dengan baik juga dan pengelolaan kebunnya dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. Kita berharap dengan adanya edukasi sawit atau kampanye positif ini, dapat memberikan pemahaman yang benar dan membantu masyarakat memilah mana fakta mana mitos tentang sawit,” jelas Tungkot.
Pentingnya satu pemahaman yang benar tentang sawit, karena mindset dapat berdampak signifikan terhadap keberlangsungan kelapa sawit Indonesia. Justru sebagai generasi muda, sudah saatnya berkontribusi aktif mengembangkan dan memperkuat kelapa sawit Indonesia dari hulu hingga ke hilirnya, agar kelapa sawit Indonesia beserta produk turunannya semakin bernilai tambah, berkualitas dan berdaya saing.
“Jika bersama kita perkuat sawit Indonesia, kita bisa buktikan atau menepis isu negatif kelapa sawit, sehingga keberterimaan kelapa sawit Indonesia di pasar global semakin positif dan menggugurkan kampanye hitam sawit,” kata Tungkot. (SDR)