PEKANBARU – Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) Qu Dongyu melakukan kunjungan ke perkebunan kelapa sawit di Riau, Jumat (30/8/2024). Kunjungan ini dilakukan setelah menyerahkan penghargaan Agricola Medal kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta.
Qu Dongyu didampingi Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Heru Tri Widarto, Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Kementan, serta Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementan. Kunjungan ini merupakan upaya mendorong tata kelola perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
Saat memberikan penghargaan, Qu Dongyu mengatakan bahwa Indonesia menunjukkan perkembangan pesat dalam transformasi sistem pertanian. Hal ini dilakukan dengan mengimplementasikan prinsip pengembangan pertanian berkelanjutan, bahkan di tengah berbagai tantangan global, seperti pandemi Covid-19.
Baca Juga: 17 Negara Sehaluan Pelajari Praktik Berkelanjutan Kelapa Sawit di Riau
Prinsip keberlanjutan juga diterapkan pada pengembangan kelapa sawit di Indonesia. Tata kelola perkebunan kelapa sawit berkelanjutan menjadi komitmen pemerintah dalam meningkatkan daya saing kelapa sawit di pasar dunia.
Industri kelapa sawit memiliki peran strategis sebagai salah satu penghasil devisa terbesar negara. Selain itu, industri ini juga menyerap tenaga kerja dan menjadi penggerak sektor perekonomian rakyat.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sebelumnya mengungkapkan bahwa kekuatan pangan dan biodiesel ada di Indonesia. Potensi besar ini harus dikelola dengan baik agar Indonesia menjadi lumbung pangan dan mandiri energi.
Baca Juga: Kenalkan Praktik Sawit Berkelanjutan ke Generasi Muda Melalui APOSA Forum 2024
Heru sendiri menuturkan, industri kelapa sawit memberikan kontribusi sangat besar. Luas perkebunan kelapa sawit nasional mencapai 16,38 juta hektare (ha) dan mampu menghasilkan 48 juta ton crude palm oil (CPO).
“Ke depan, tantangan pembangunan kelapa sawit nasional tidak hanya soal produktivitas, tetapi juga bagaimana meningkatkan dan menjaga konsistensi, kuantitas, kualitas, serta kontinuitas,” ujar Heru dalam keterangan tertulisnya, Minggu (1/9/2024).
Dalam kunjungan ini, rombongan meninjau perkebunan kelapa sawit untuk mengenal proses panen. Mereka juga mengunjungi Andalas Research Center untuk melihat hasil-hasil penelitian produk perkebunan, seperti obat hama dan pupuk.
Lokasi terakhir yang dikunjungi adalah Area Konservasi. Di sini, mereka diperkenalkan dengan pengelolaan konservasi sebagai upaya melestarikan ekosistem alam dan menjaga keanekaragaman hayati.
Pelaku usaha perkebunan kelapa sawit saat ini fokus pada pencapaian tujuan dan strategi keberlanjutan 2024 melalui Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Hal ini dilakukan untuk menyelaraskan dengan Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Pemerintah Indonesia berkomitmen menjamin keberlanjutan perkebunan kelapa sawit dengan mengembangkan National Dashboard (ND), yaitu sistem informasi berbasis blockchain guna menelusuri setiap rantai kelapa sawit dari hulu ke hilir.
Sistem itu nantinya akan berfungsi sebagai database utama dalam mengintegrasikan informasi geolokasi dari e-STDB untuk petani kecil dan Siperibun untuk perusahaan. “Saya berharap, pemangku kepentingan yang memahami kondisi perkebunan kelapa sawit Indonesia dapat bersinergi dan berperan aktif mendukung program-program pemerintah demi mendorong tata kelola perkebunan sawit yang berkelanjutan,” ucap Heru. (ANG)