JAKARTA – Tiongkok berencana menambah jumlah impor minyak kelapa sawit dari Indonesia seiring dengan meningkatknya kebutuhan minyak nabati negeri tirai bambu itu. Impor CPO dari Indonesia tahun ini diperkirakan mencapai 7 juta toj.
“Kemarin, saya dari Tiongkok, mereka minta lagi tambahan. Tahun ini akan naik sedikit menjadi 7 juta ton dan diharapkan tahun depan 8 juta ton, bahkan lebih,” kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono di Jakarta pada 20 Agustus 2023.
Kabar ini tentu menjadi angin segar di tengah upaya pemerintah Indonesia mencari pasar CPO terbaru di luar pasar tradisional. Apalagi Uni Eropa masih terus ngotot menerapkan regulasi anti deforestasi yang menghambat ekspor CPO Indonesia.
Menurut Eddy Martono, saat pandemi Covid-19 pada 2020, impor minyak sawit Tiongkok dari Indonesia hanya 6 juta ton. Sejak tahun 2019, Tiongkok menjadi importir utama minyak sawit nasional. “Ekspor ke Tiongkok dan Asia Selatan naik tajam setelah turun dalam beberapa bulan terakhir,” katanya.
Berdasarkan data GAPKI, ekspor CPO nasional Januari-Juni 2023 mencapai 16,31 juta ton, naik 35,49% dibanding periode sama tahun sebelumnya sebanyak 12,04 juta ton. Peningkatan itu dipicu melonjaknya permintaan Tiongkok dan negara-negara Asia Selatan.
Nilai ekspor minyak sawit pada Januari-Juni 2023 itu mencapai US$ 14,6 miliar, turun 17,18% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 17,63 miliar. Penurunan nilai ekspor itu terjadi karena harga CPO yang rendah.
Dalam beberapa waktu yang lalu, harga CPO di pasar internasional menurun. Harga CPO CIF Rotterdam pada 2022 untuk Juli sebesar US$ 1.203 per ton, Agustus US$ 1.095 per ton, September US$ 1.048 per ton, Oktober US$ 1.043 per ton, November US$ 1.099 per ton, dan Desember US$ 1.035 per ton.
Sedangkan harga pada 2023 untuk Januari US$ 1.024 per ton, Februari US$ 997 per ton, Maret US$ 1.031 per ton, April US$ 1.025 per ton, Mei US$ 940 per ton, dan Juni US$ 905 per ton. Penurunan ini tidak hanya terjad pada minyak sawit, tapi minyak nabati lain seperti minyak bunga matahari (sunoil) yang pada Juni 2023 hanya US$ 923 per ton.
Dalam penjelasannya, Eddy Martono mengatakan Tiongkok menjadi pembeli CPO Indonesia nomor satu sejak 2019. Total impor sawit Tiongkok dari Indonesia pada 2019 mencapai 8,15 juta ton, pada 2020 sebesar 6,17 juta ton, pada 2021 mencapai 6,65 juta ton, pada 2022 sebesar 6,35 juta ton, dan Januari-Juni 2023 sebesar 3,35 juta ton.
Berdasarkan perkembangan tahunan ekspor sawit Indonesia ke beberapa negara (2017-2022), ekspor ke Uni Eropa konsisten turun, ke Tiongkok dan India bertahan tinggi, serta ke Pakistan dan Amerika yang terus menunjukkan tren peningkatan. (NYT)