JAKARTA – Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin meminta Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) bersinergi dengan asosiasi sawit, lembaga riset, dan perkumpulan lain dalam rangka mengembangkan kelapa sawit berkelanjutan. Beberapa pihak yang selama ini memiliki concern dengan dunia sawit seperti GAPKI, Apkasindo, dan lain-lain harus bersinergi.
“MAKSI ini perlu koordinasi dengan dengan lembaga lainnya. Harus ada startegi bersama untuk mewujudkan industri sawit berkelanjutan,” kata K.H. Ma’ruf Amin ketika menerima pengurus MAKSI, di Istana Wakil Presiden pada 9 Juni 2023.
Menurut Wapres, sawit merupakan tumbuhan yang penuh manfaat dan setiap bagiannya dapat dioptimalkan sehingga memberikan nilai manfaat yang tinggi. “Kita harus bisa mengatakan kebaikan manfaat sawit, sawit itu tidak ada yang terbuang, sampai limbahnya diperebutkan karena banyak peminat dengan nilai manfaatnya,” katanya.
Saat ini, pemerintah juga berfokus pada pemanfaatan sawit sebagai bahan baku pengganti bahan bakar fosil yang kian menyusut jumlahnya. “Pemerintah mendorong dan membuat program dalam rangka green energy, mengembangkan program biodiesel atau B30, jadi sawit bisa menjadi biodesel itu antisipasi,” jelasnya.
Di sisi lain, Wapres menyampaikan bahwa industri kelapa sawit Indonesia memiliki kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional. Untuk itu, apabila ada kampanye negatif terkait sawit, perlu disajikan data faktual sebagai kontra narasinya.
“Sawit buat kita punya makna yang besar, di produk domestik bruto (PDB) kontribusi signifikan sekitar 3%, memang kita menghadapi kampanye hitam, seolah-olah sawit itu tidak baik dan merusak lingkungan ini yang harus dilawan,” kata Wapres mengingatkan.
Terhadap kampanye negatif di tingkat global tersebut, Wapres pun memberi arahan kepada MAKSI dan lembaga terkait untuk segera melakukan riset yang berbasis perbandingan guna memberikan informasi kepada masyarakat dunia akan manfaat kelapa sawit, tentunya dengan berbagai upaya kita menjaga keberlangsungan lingkungan.
“Mestinya dibuat perbandingan dengan lahan yang ditanami kelapa sawit, tanaman kedelai, dan bunga matahari, harus kita mulai, sebagai kontra narasi kampanye negatif.” pungkas Wapres.
Sebelumnya, Ketua Umum MAKSI Darmono Taniwiryono melaporkan bahwa kampanye negatif terkait sawit dirasakannya cukup meresahkan, karena di lapangan dirinya menyebut masih banyak persepsi negatif mahasiswa terhadap kelapa sawit yang dituding merusak lingkungan.
“Cukup mengejutkan karena masih ada mahasiswa yang menentang sawit, artinya tugas kami untuk bagaimana membuat informasi yang baik dan dapat diterima masyarakat. Itu tantangan kedepan yang kami rasakan,” ungkap Darmono.
Untuk itu, Darmono mengungkapkan bahwa yang dilakukan MAKSI saat ini adalah memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat akan manfaat kelapa sawit melalui media-media yang popular saat ini.
“Kita dengan humas ini masuk melalui media-media terkini, sekarang ini masyarakat kan itu pegangnya handphone, informasi yang MAKSI produksi melaluI games, kuis agar anak-anak suka dengan sawit,” tutupnya.
Selain Ketua Umum MAKSI, hadir dalam audiensi ini Wakil Ketua I Sudrajat, Koordinator MAKSI Wilayah DKI Jakarta Deffi Ayu Puspito Sari, Koordinator Humas MAKSI Stella Sabrina, dan Anggota Humas MAKSI Mohamad Alvin Renaldi. (NYT)