JAKARTA – Pabrik Katalis Merah Putih sebagai bahan penting pengembangan bahan bakar hijau (green fuel) yang dibangun di Kawasan Industri Cikampek, Jawa Barat, sudah rampung dan siap diresmikan.
“Tinggal finishing dan persiapan peresmian,” kata Sekjen Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto di Jakarta pada 12 Januari 2024. Peresmian diharapkan dilakukan sebelum pemilihan presiden tahun ini. Seperti diketahui, pemilihan presiden putaran pertama, 14 Februari 2024.
Beroperasinya pabrik Katalis Merah Putih memiliki arti penting bagi pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Di sisi lain, peningkatan produksi Katalis Merah Putih akan mendorong penurunan impor bahan bakar minyak.
Pembangunan pabrik Katalis Merah Putih di Cikampek menelan investasi Rp 286 miliar. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 800 ton per tahun. Pembiayaan pembangunan yang didukung oleh BNI ini dilakukan selama 13 bulan.
Pabrik katalis ini akan dioperasikan oleh PT Katalis Sinergi Indonesia (KSI), perusahaan patungan antara PT Pertamina Lubricants (38%), PT Pupuk Kujang Cikampek (37%), dan PT Rekacipta Inovasi Institut Teknologi Bandung (ITB) (25%). Pabrik ini menjadi bagian dari Program Strategis Nasional (PSN) Bahan Bakar Hijau.
Katalis merupakan jantung di industri kimia. Penggunaan katalis dikenalkan pertama kali oleh John Roebuck di Inggris pada 1746 untuk pembuatan asam sulfat. Katalis dibuat dari senyawa zat mineral yang dicetak dalam beragam bentuk dan warna berupa butiran yang sangat keras mirip beras, pelet, atau bulatan seperti mutiara.
Dengan katalis, reaksi bahan proses dapat lebih efisien dari sisi waktu, bahan baku, energi, dan ramah lingkungan. Di Indonesia, katalis dikembangkan oleh para peneliti di ITB sejak 1982 yang dipimpin oleh Prof. Subagjo. Ia adalah penemua Katalis Merah Putih yang berfungsi untuk menghasilkan produk biohidrokarbon. (NYT)