JAKARTA – Sungguh beruntung para mahasiswa yang menuntut ilmu di perguruan tinggi atau sekolah yang berkaitan dengan sawit. Mereka diyakini tak bakalan menganggur saat lulus kelak. Pasalnya banyak perusahaan kelapa sawit memburu mereka untuk dijadikan karyawan.
“Kebutuhan tenaga kerja di perkebunan sawit dan industri turunannya itu banyak banget. Kami sampai kesulitan untuk mendapatkan alumni sekolah sawit,” ujar salah seorang pemilik perusahaan perkebunan sawit kepada SAWITKITA.
Misalnya saja, Instiper Yogyakarta itu tiap tahun meluluskan ratusan Sarjana Perkebunan Kelapa Sawit. Mereka langsung terserap ke perusahaan-perusahaan sawit besar di Indonesia. Bahkan sebelum mereka lulus sudah banyak yang minta.
“Makanya kami sulit mendapatkan mereka. Kalaupun dapat, pasti hanya sisa-sisanya saja yang prestasi akademiknya ada di bawah. Yang bagus-bagus diambil duluan perusahan-perusahaan sawit yang besar-besar itu,” sebutnya.
Alumni sekolah sawit banyak dibutuhkan perusahaan karena mereka diyakini lebih siap untuk bekerja di perkebunan sawit. “Siap dari sisi keilmuan maupun mental. Kami tentu akan ambil tenaga kerja yang siap kerja. Sudah jadi, sehingga gak perlu lakukan training lagi. Mereka secara mental pasti sudah teruji mengingat lokasi kerjanya di pedalaman atau berada di tengah perkebunan,” tuturnya.
Mengingat banyaknya lapangan kerja di sektor industri perkebunan kelapa sawit, pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan peluang beasiswa di perguruan tinggi hingga tamat kuliah. Beasiswa yang disalurkan melalui Badan Pengelola dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Kemenkeu, diperuntukkan bagi seluruh anak petani perkebunan sawit di Indonesia.
Menurut Direktur Keuangan Umum Kepatuhan dan Manajemen Resiko BPDPKS Kemenkeu Zaid Burhan Ibrahim, ada sekitar 2.000 beasiswa yang sudah disalurkan ke para siswa kelas 3 Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat.
Para siswa tersebut mengikuti tes masuk perguruan tinggi yang sudah ditetapkan oleh BPDPKS. Penerima beasiswa sudah diumumkan pada Mei 2023 lalu.
“Beasiswa itu diberikan mulai dari berangkat sampai kampus hingga lulus kuliah, akan dibiayai oleh BPDPKS. Mereka juga diberikan biaya hidup dan kebutuhan perkuliahan,” ucapnya, saat membuka Gebyar UMKM Berbasis Sawit di auditorium Palembang Indah Mal (PIM), Jumat (29/9/2023).
Saat ini, ada beberapa kampus di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menyediakan pendidikan dari Diploma-1 (D1) hingga Strata-1 (S1). Apalagi banyak perusahaan sawit yang akhirnya meminta penerima beasiswa tersebut untuk magang dan bekerja di sana.
Program beasiswa tersebut akan berlanjut tahun depan, dengan jumlah penerima beasiswa bisa lebih dari 2.000 orang. BPDPKS akan bekerjasama dengan Direktorat Jenderal (Dirjen) Perkebunan dari Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menambah lembaga pendidikan lainnya.
“Yang bisa mengikuti beasiswa ini adalah anak petani, anak buruh tani sawit, anak pekerja di perkebunan sawit. Kuliahnya tentang persawitan, karena program dari sawit untuk sawit,” katanya.
BPDPKS Kemenkeu juga membuka peluang bagi para mahasiswa untuk mendapatkan program penelitian kelapa sawit. Mahasiswa dari kampus-kampus di Sumatera Selatan (Sumsel) bisa mengajukan usulan yang berkaitan dengan sawit.
Program penelitian perkembangan kelapa sawit tersebut akan dibuka hingga akhir Desember 2023 mendatang. “Ada yang lolos seleksi dengan mengajukan program bensin sawit. Jika dianggap layak di Litbang, akan kita biayai sampai membeli alatnya juga, silahkan saja (diajukan),” ucapnya.
Selain untuk pendidikan, BPDPKS juga memberikan program bantuan kepada para petani kelapa sawit. Yakni peremajaan lahan kelapa sawit, dengan mendukung petani sawit raya. Jika ada petani sawit raya yang ingin meremajakan lahan sawitnya, akan diberikan bantuan hibah sebesar Rp30 juta/hektare untuk satu orang. (SDR)