JAKARTA – Menebang sawit yang terkena penyakit basal stem rot (ROT) akibat jamur Ganoderma (jamur G) menjadi pilihan rasional untuk menghindari penyebarannya ke tanaman lainnya. Namun, pilihan ini membuat jumlah tanaman sawit berkurang yang berdampak pada penurunan produktivitas lahan. Padahal, kalau jamur Ganoderma bisa dideteksi lebih dini, penyekit ini dapat dicegah sehingga pohon sawit tidak perlu ditebang.
Untuk mendeteksi jamur G lebih dini, Tim Peneliti Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) merancang alat untuk mengenali keberadaan jamur G lebih awal. Riset tim yang terdiri dari Rezki El Arif, Rachmad Setiawan, Eko Agus S., Nada F. H., Josaphat P ini didanai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan dituangkan dalam buku Grant Riset Sawit 2024 dengan judul Sistem Deteksi Dini Jamur Ganoderma Boninense Pada Kelapa Sawit Menggunakan Sistem Radal SIL (Self-Injection-Locked) Portable.
Baca Juga: Membuat Gula Cair dari Batang Sawit Tua
Riset ini memanfaatkan teknologi radar SIL untuk deteksi awal infeksi jamur G. boninense dengan memantau sifat dielektrik pohon kelapa sawit dengan menggunakan teknologi radar self-injection-locked (SIL). Teknologi radar SIL punya desain sederhana dan praktis sehingga mudah digunakan pada siang maupun malam hari. Sensitivitas radar SIL dapat ditingkatkan dengan menambahkan antena slot untuk memantau parameter dielektrik pada batang sawit dan area tanah di sekitarnya.
Teknologi radar digunakan karena memiliki sensitivitas tinggi terhadap level air di dalam berbagai wadah, termasuk di dalam pohon sawit. Salah satu indikasi serangan G. boninense pada sawit adalah kerusakan jaringan xylem, yang mengakibatkan pohon tidak dapat mengalirkan air dari tanah ke seluruh bagian tubuhnya. Kalau dibiarkan, kondisi ini akan menyebabkan kematian pohon. Karena itu, mendeteksi kondisi pohon sehat atau terinfeksi jamur G boninense sangat penting diketahui sejak awal.
Baca Juga: Tandan Kosong Sawit Membuat Plafon Rumah Makin Kuat
Untuk mencoba perangkat dengan teknologi radar SIL ini, tim peneliti sudah melakukan beberapa percobaan untuk mendeteksi kadar air dalam pohon sawit yang sehat pada waktu pagi, siang, dan sore. Dari ketiga percobaan ini diketahui bahwa sawit yang sehat lebih aktif menyerap air dari tanah ketika terpapar sinar matahari. Hal ini menunjukkan pohon sedang melakukan fotosintesis, yang memerlukan air sebagai salah satu komponennya.
Penelitian ini memang belum tuntas karena masih membutuhkan pembuktian pada pohon sawit yang terinfeksi jamur G. boninense. Namun, secara teoritis, kalau pohon terinfeksi jamur G. boninense, jaringan xylem hampir dipastikan mengalami kerusakan sehingga penyaluran air dari akar ke daun tidak dapat berlangsung secara optimal.
Alat deteksi dini jamur G boninense ini diharapkan dapat membantu petani yang selama ini kesulitan menghadapi serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur G boninense. Jamur ini menjadi momok karena satu-satunya jalan paling aman menyelamatkan tanaman yang lain adalah dengan cara menebang. Jamur G. boninense telah ditetapkan sebagai penyebab utama kematian pada sawit sehingga deteksi dini sangat penting untuk mencegah penyakit ini dan penyebarannya ke tanaman lainnya. (NYT)