JAKARTA – Harga referensi produk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) untuk periode 16-30 November 2023 meningkat dibandingkan dengan periode pertama bulan ini. Sementara itu, Bea Keluar (BK) dan Pungutan Ekspor (PE) tetap.
Harga referensi produk minyak sawit atau CPO untuk periode 16-30 November 2023 dipatok lebih tinggi dibandingkan dengan periode paruh pertama bulan ini. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), harga referensi produk CPO untuk penetapan BK dan tarif Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (tarif BLU BPD-PKS) atau PE periode 16-30 November 2023 ditetapkan sebesar USD750,54/metrik ton (MT).
Nilai tersebut meningkat 0,22% atau USD1,61/MT dibandingkan dengan penetapan pada periode 1-15 November 2023 yang sebesar USD748,93/MT. Sejumlah faktor yang memengaruhi peningkatan harga referensi CPO di antaranya adalah proyeksi penurunan produksi kelapa sawit di Indonesia dan kenaikan permintaan minyak nabati dari China sebagai negara konsumen utama produk CPO beserta turunannya.
Sebagai tambahan, Kemendag juga menyebutkan bahwa sumber penetapan harga referensi CPO didapat dari rata-rata harga selama periode 25 Oktober 2023-9 November2023 pada bursa CPO di Indonesia sebesar USD734,60/MT, bursa CPO di Malaysia sebesar USD766,49/MT, dan pasar lelang CPO Rotterdam sebesar USD820,68/MT.
Sementara itu, nilai bea keluar (BK) CPO masih tetap dipatok sebesar USD18/metrik ton dan pungutan ekspor CPO senilai USD75/metrik ton. Nilai tersebut tidak berubah dari patokan harga 1-15 November 2023. (SDR)