BOSTON – Sekolah kedokteran nomor satu dunia Harvad Medical School yang berpusat di Boston, Amerika Serikat, akhirnya mengakui manfaat positif minyak sawit. Minyak sawit yang diolah tanpa proses hidrogenasi mengandung lemak jenuh yang lebih sedikit dan tidak mengandung lemak trans.
Karena itu, minyak sawit sebagai minyak makan lebih sehat dibandingkan nabati lain yang mengandung lemak trans lebih tinggi. Apalagi dibandingkan mentega (minyak makan hewani).
Baca Juga: Lembaga Ini Sebar Ratusan Miliar Beasiswa, Kuotanya 3.000 Orang
Pengakuan yang mengejutkan ini terungkap dalam Harvard Health Publishing yang ditulis Prof Celeste Robb-Nicholson selaku kontributor dan direview oleh Dr Howard E. LeWine sebagai Chief Medical Editor Harvard Health Publishing.
“Selama ini, minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit mendapatkan reputasi yang buruk karena dianggap mengandung lemak jenuh yang tinggi. Lemak jenuh ini yang sering dikaitkan dengan penyakit jantung,” tulis Robb-Nicholson. Lemak jenuh jika dikonsumsi akan meningkatkan kadar LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida.
Baca Juga: Biar Riset Sawit Aplikatif, Ini yang Dilakukan BPDPKS
Dalam beberapa tahun terakhir, kata Robb, Harvard Medical School telah mempelajari karakteristik berbagai lemak dan dampaknya terhadap kesehatan. Yang sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi adalah lemak trans yang bisa meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL).
“Dari mana lemak trans itu? Sebagian besar berasal dari proses hidrogenasi. Makanan yang sebagian melalui proses hidrogenasi seperti roti panggang dan snack serta makanan yang dipanaskan (fast food) adalah sumber utama lemak trans,” katanya.
Minyak sawit karena tanpa melalui proses hidroginasi maka sama sekali tidak mengandung lemak trans. (LIA)