JAKARTA – Komoditas sawit memiliki kontribusi besar dalam sektor perkebunan. Hampir 90% ekspor pertanian ditopang oleh sawit. Oleh sebab itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong industri perkebunan sawit, khususnya pelaku UMKM, untuk berdaya saing global.
Kementan juga menyalurkan beasiswa kepada sekitar 2.000 mahasiswa setiap tahun melalui dana pajak ekspor yang dikumpulkan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
“Tak hanya sawit, komoditas-komoditas strategis lain juga perlu didorong untuk tetap berproduksi serta menciptakan nilai tambah dan berdaya saing global,” kata Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Andi Nur Alam Syah pada acara Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2023 yang digelar di Hall 3 ICE-BSD Tangerang Selatan, Kamis-Sabtu (7-9/9/2023).
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) perkebunan pada kuartal II/2023 meningkat sebesar 3,71% atau Rp207,92 triliun dari 2022. Kontribusi PDB perkebunan untuk sektor pertanian juga meningkat sebesar 37,16%. Peningkatan tersebut dihasilkan dari aktivitas produksi kelapa sawit, karet, kopi, aren, kakao, dan lainnya.
Pencapaian nilai ekspor impor perkebunan hingga kuartal II/2023 juga meningkat 4,27% pada Januari-Juni, yakni dari Rp43,66 triliun menjadi Rp47,93 triliun dengan kontribusi tertinggi sebesar 78,55% berasal dari kelapa sawit.
“Capaian ini sebagai bukti bahwa roda pemulihan ekonomi terus bergerak di tengah kondisi ekonomi global yang memburuk. Pada 2013, ekspor komoditas perkebunan kelapa sawit, karet, kakao, kelapa, dan kopi melonjak tinggi. Hal ini menunjukkan komoditas perkebunan berpotensi besar sebagai sumber devisa negara,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Pasca pandemi Covid-19, muncul tantangan baru bagi Indonesia yaitu ancaman el nino yang menimbulkan kekeringan dan cuaca panas hingga mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan. Mentan SYL menjelaskan, Indonesia harus tetap mempersiapkan diri dalam menghadapi ancaman el nino melalui langkah strategis dan komitmen bersama untuk menguatkan ketahanan pangan.
Dirjen Perkebunan Andi Nur Alam Syah menjelaskan bahwa Bunex merupakan dedikasi untuk insan perkebunan Indonesia, untuk menguatkan sektor perkebunan di Indonesia.
“Mengingat perkebunan merupakan salah satu sumber devisa negara yang turut menyumbang karena PDB pertanian tumbuh sebesar 14,28 pada kuartal II/2023. Komoditas kelapa sawit yang tadi seperti ditekankan oleh Mentan menjadi salah satu terunggul di antara benih komoditas lainnya,” katanya.
Andi Nur menambahkan, pemerintah terus berupaya meningkatkan nilai tambah produk perkebunan untuk menyejahterakan para petani maupun pekebun. “Salah satu upaya meningkatkan nilai tambah adalah dengan menyediakan benih perkebunan yang unggul dan berkualitas melalui nursery komoditas perkebunan,” kata Andi Nur. (SDR)