JAKARTA – PT Citra Borneo Indah (CBI) selaku pengendali PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) memborong saham perseroan dengan nilai Rp508,98 miliar. Aksi borong saham ini berlangsung pada 6 November 2023 dengan total 450.430.600 saham di harga Rp1.130.
Kepemilikan PT Citra Borneo Indah di SSMS pun makin besar dari 54,33% atau setara dengan 5.174.586.000 lembar saham menjadi 59,06% atau setara 5.625.016.600 lembar saham. “Status kepemilikan saham adalah langsung,” tulis Investor Relations Sawit Sumbermas Sarana Elvin Iswandy dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dengan demikian komposisi pemegang saham utama SSMS adalah PT Citra Borneo Indah sebesar 59,06%, Publik 33,48% dan PT. Putra Borneo Agro Lestari sebesar 9,70%.
Laba Turun
Diketahui, pada kuartal III/2023, SSMS mencetak laba senilai Rp513,18 miliar. Laba tersebut turun sekitar 66,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,5 triliun. Penurunan laba itu boleh jadi disebabkan karena penjualan Sawit Sumbermas Sarana yang juga mengalami pengikisan.
Merujuk dari sumber yang sama, perusahaan ini meraup penjualan senilai Rp4,42 triliun alias menurun 13,44% dari penjualan tahun sebelumnya. Dalam menjalankan bisnisnya, SSMS mengandalkan hasil penjualan kepada pihak berelasi berupa minyak kelapa sawit sebesar Rp3,99 triliun, inti sawit senilai Rp159,31 miliar, dan tandan buah segar (TBS) Rp58,71 miliar.
Selain itu, perusahaan juga memperoleh pendapatan dari penjualan kepada pihak ketiga, yakni minyak inti sawit sebesar Rp202,73 miliar dan minyak kelapa sawit senilai Rp7,65 miliar.
Kendati penjualan turun, SSMS harus menggelontorkan dana sebesar Rp3,28 triliun untuk membayar beban pokok penjualan. Biaya ini naik 33,77% dari September tahun lalu yang hanya senilai Rp2,45 triliun.
Sebagai catatan, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk mempunyai total aset Rp13,07 triliun yang terdiri dari aset lancar senilai Rp1,79 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp11,28 triliun. Adapun liabilitas dan ekuitas perusahaan ini masing-masing senilai Rp6,83 triliun dan Rp6,24 triliun. (SDR)