JAKARTA – Penelitian mengenai potensi kelapa sawit di Indonesia harus terus dipacu. Sebab, riset adalah kunci keberhasilan kelapa sawit Indonesia di masa depan.
Hal itu dikatakan Komite Riset dan Pengembangan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDPKS, Aiyen Tjoa. “Kita harus berpacu dengan waktu untuk mengembangkan potensi sawit bagi kehidupan melalui penelitian, tak ada lagi waktunya untuk berleha-leha,” kata Aiyen yang juga akademisi dari Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah ini sebagaimana rilisnya, Kamis (7/3/2024).
Pesan itu disampaikan Aiyen saat menyosialisasikan Grant Riset Sawit atau GRS dari BPDPKS di Medan baru-baru ini. Berbicara di panggung Aula Prof Dr Suhadji Hadibroto di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara atau FEB USU, Aiyen Tjoa membeberkan alasan mengapa Indonesia harus berpacu waktu mengembangankan sawit melalui penelitian.
“Di luar sana, banyak pihak yang menjelek-jelekkan sawit sebagai tanaman yang minim manfaat dan banyak menimbulkan kerusakan lingkungan. Saat ini, sudah ada pihak yang menciptakan minyak sawit tiruan bernama C16 Biosciences minyak sawit sebanyak 50.000 liter tanpa perlu tanam sawit,” tambahnya.
Pengembang C16 Biosciences yang dimaksud Aiyen Tjoa adalah Bill Gates yang melalui Yayasan Bill dan Melinda Gates telah memberikan dana penelitian sebesar USF3,5 juta untuk program penelitian tersebut. Oleh karena itu, Aiyen Tjoa mengingatkan para calon peserta GRS BPDPKS untuk menyampaikan proposal penelitian yang masuk akal.
“Yang jelas manfaatnya dari penelitian itu untuk petani sawit, masyarakat luas, industri, serta pemerintah. Riset yang didanai BPDPKS harus bisa dipergunakan untuk industri, pemerintah, dan masyarakat dalam hal ini petani sawit,” tegasnya. (ANG)