JAKARTA – Batang kelapa sawit tua, berusia di atas 30 tahun, ternyata memiliki manfaat ekonomis yang sangat tinggi. Salah satunya dengan memanfaatkan nira dari batang sawit tua untuk menjadi gula cair. Temuan Dr. Siti Nurdjanah, guru besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung ini bisa menjadi solusi bagi petani yang sedang meremajakan tanaman sawitnya. Selama masa peremajaan, ada potensi pendapatan yang didapatkan oleh petani.
Satu batang kelapa sawit tua menghasilkan 100 liter nira. Dalam satu hektar, ada potensi 10.000 liter nira yang bisa menjadi bahan baku gula cair. Dengan luas lahan kebun sawit di Indonesia 16,38 juta hektar, maka nira yang dihasilkan mencapai 5 juta liter. Potensi gula yang dihasilkan sangat besar karena kandungan gula total nira sawit tua mencapai 17,6%. Potensi ini dapat dimanfaatkan petani dalam menjalankan program PSR.
Penelitian batang sawit tua oleh Dr. Siti Nurdjanah ini didanani oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dan dipublikasikan dalam buku Grant Riset Sawit 2024 dengan judul Pengembangan Teknologi Produksi Gula Cair dari Batang Sawit Tua untuk Mendukung Program PSR. Temuan ini juga menjadi materi orasi ilmiah pengukuhan Dr, Siti Nurdjanah dalam pengukuhannya sebagai guru besar di Faperta Univeritas Lampung pada akhir 2024.
Baca Juga: Meningkatkan Fruit Set TBS dengan Penyerbukan Berbasis Drone
Untuk menghasilkan gula cair dari batang sawit tua, prosesnya dimulai dari penyedapan nira dari bagian umbut atau gelondongan batang sawit diperkecil hingga ukuran 3 meter. Batang yang dipotong disimpan di ruang penyimpanan pada suhu (25±5 °C), kelembaban relatif 75±5% selama 4 hari. Setelah itu, batang dikupas dan dicacah menjadi partikel-partikel kecil lalu dipres menggunakan screw press untuk mengekstrak niranya.
Nira yang dihasilkan disaring dengan kain saring 200 mesh dua lapis lalu diuapkan hingga total padatan terlarut mencapai ≥70° brix. Perlakuan ini menghasilkan rendemen gula cair 24% dengan waktu pemanasan 135 menit. Gula cair ini punya karakteristik pH 5,5, 72°brix, kadar abu 3,17%, total gula reduksi 87,82 g/100 g, total senyawa fenolik 872,7 mg/100 g, total flavonoid 28,42 mg/100 mg, aktivitas antioksidan DPPH sebesar 80,394% dan aktivitas antioksidan ABTS sebesar 89,300%.
Dari beberapa kali ujicoba dan hasilnya, usaha pembuatan gula cair dari batang kelapa sawit tua ini layak dilakukan. Gula cair yang dihasilkan tidak mengandung logam berat, rasa manis, tidak memiliki aftertaste pahit, nilai kalori 232,86 k kalori /100 g dan masa simpan selama 2 tahun. Kesimpulan tentunya masih akan diuji kembali dengan memanfaatkan batang kelapa sawit tua dari daerah berbeda karena variasi kandungan batang sawit bisa saja berbeda.
Menurut Dr. Siti Nurdjanah, penelitian ini masih perlu ditingkatkan skala produksinya dari skala laboratorium menjadi skala mini plant dengan kapasitas 150-200 L gula cair per hari. “Metode mendapatkan nira bisa dengan penyadapan maupun pengepresan,” katanya.
Dr. Siti Nurdjanah mengatakan dengan jumlah kebun sawit yang siap diremajakan sekitar 600 ribu hektar, maka ada 60 juta batang kelapa sawit tua yang bisa menghasilkan nira dengan asumsi 1 hektar 100 tanaman sawit. Setiap batang sawit menghasilkan 6 liter nira selama 30 hari. Dengan 60 juta batang sawit yang tersedia, ada 10,8 miliar liter nira setiap tahun yang berpotensi menjadi bahan baku gula cair. (NYT)