JAKARTA – Harga CPO untuk kontrak Desember 2023 di bursa derivatif Malaysia melemah 6 poin ke 3,601 ringgit per ton pada perdagangan Jumat (6/10). Sedangkan, untuk kontrak Oktober 2023 juga melemah sebesar 1 poin menjadi 3,565 ringgit per metrik ton.
Mengutip Reuters, Senin (9/10) lima pedagang mengatakan bahwa impor edible oil India menurun sebesar 19% pada September 2023 dari rekor bulan sebelumnya. Penurunan impor edible oil India ini dipicu perusahaan penyulingan mengurangi pembelian minyak kelapa sawit sebesar 26% karena persediaan yang melonjak hingga mencapai rekor tertinggi.
Pembelian yang rendah dari India, importir minyak nabati terbesar di dunia, dapat menyebabkan stok minyak kelapa sawit yang lebih tinggi di produsen utama, Indonesia dan Malaysia, dapat membebani patokan harga berjangka (futures). Menurut perkiraan rata-rata dari para dealer, total impor edible oil India di September 2023 menurun menjadi 1,5 juta metrik ton, termasuk 830.000 ton minyak kelapa sawit.
“Persediaan edible oil telah mencapai tingkat tertinggi sepanjang masa karena rekor impor pada bulan Juli dan Agustus,” kata Managing Partner di pedagang edible oil dan broker GGN Research, Rajesh Patel.
GGN Research memperkirakan bahwa tren penurunan volume impor CPO dari Indonesia dan negara produsen lain berpotensi berlanjut pada Oktober 2023. Hal tersebut lantaran stok minyak nabati yang tinggi di India dinilai sudah cukup untuk memenuhi permintaan untuk kebutuhan sejumlah festival budaya di negara tersebut. (SDR)