JAKARTA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melaporkan konsumsi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO) dalam negeri per Oktober 2024 naik 5,05% dengan angka 2,08 juta ton jika dibandingkan konsumsi sepanjang September 2024 sebesar 1,98 juta ton.
Peningkatan konsumsi ini tidak terlepas dari naiknya konsumsi biodiesel dalam negeri yang mencapai 1,05 juta ton atau meningkat 12,07% dibandingkan dengan konsumsi biodiesel pada bulan September yaitu sebanyak 934.000 ton.
Sedangkan konsumsi minyak sawit untuk pangan justru turun 2,31% dari 865.000 ton pada September 2024 menjadi 845.000 ton pada bulan Oktober. Penurunan juga terjadi untuk konsumsi oleokimia sebesar 2,11%, menjadi 186.000 ton pada Oktober dari 190.000 ton pada September.
Baca Juga: Joss… Ekspor CPO dan Turunannya Melesat 70,90% pada Oktober 2024
“Adapun, secara YoY sampai dengan bulan Oktober, total konsumsi dalam negeri tahun 2024 mencapai 19,64 juta ton atau 1,90% lebih tinggi dari periode sama tahun 2023 sebesar 19,27 juta ton,” ungkap Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono dalam keterangan tertulis, Selasa (24/12/2024).
Dari pembagiannya, konsumsi untuk pangan mencapai 8,38 juta ton atau 3,64% lebih rendah dari periode sama tahun lalu sebesar 8,68 juta ton. Lalu, konsumsi oleokimia sebanyak 1,86 juta ton atau lebih rendah 1,48% dari periode sama tahun sebelumnya sebesar 1,88 juta ton.
Baca Juga: Pemerintah Bakal Optimalkan DHE, Eksporter Minyak Sawit Terdampak?
Kenaikan hanya terjadi pada konsumsi biodiesel sepanjang periode ini yang mencapai 9,4 juta ton atau lebih tinggi 8,01% dari tahun sebelumnya sebesar 8,7 juta ton. Peningkatan konsumsi ini sejalan dengan peningkatan produksi CPO dan PKO sepanjang Oktober 2024 jika dibandingkan September.
Di mana produksi CPO dan PKO mencapai 4,84 juta ton, lebih tinggi 9,69% dibandingkan produksi bulan September sebesar 4,415 juta ton. Namun, jika dihitung secara YoY sampai dengan bulan Oktober, produksi CPO dan PKO tahun 2024 adalah 43,78 juta ton atau 4,56% lebih rendah dari periode yang sama tahun 2023 yaitu sebesar 45,78 juta ton.
Volume Ekspor Mengalami Kenaikan
Dari sisi ekspor, GAPKI mencatat total ekspor naik kembali dari 2,26 juta ton pada September menjadi 2,88 juta ton pada bulan Oktober atau naik sebesar 27,79%. Kenaikan yang besar terjadi pada ekspor produk olahan CPO dari 1,57 juta ton bulan September menjadi 2,071 juta ton pada bulan Oktober atau meningkat 31,66%.
Diikuti ekspor CPO yang naik 169,53% dari 128.000 ton pada September menjadi 345.000 ton pada bulan Oktober. Namun, ekspor oleokimia turun 13,23% dari 408.000 ton pada bulan September menjadi 354.000 ton pada Oktober.
“Menurut negara tujuannya, kenaikan ekspor di bulan Oktober terjadi untuk tujuan India, EU, Afrika, Pakistan, Timur Tengah, Bangladesh dan Malaysia, sedangkan untuk tujuan China dan USA turun,” tambah Mukti.
Dengan data ekspor sepanjang bulan Oktober 2024, sebagai berikut:
1. India
Naik 197% dengan angka 719.000 ton di bulan Oktober dibandingkan ekspor September sebesar 242.000 ton.
2. Uni Eropa
Naik 27,83% dengan angka 294.000 di bulan Oktober dibandingkan ekspor September sebesar 230.000 ton.
3. Pakistan
Naik 56,9% dengan angka 237.000 ton di bulan Oktober dibandingkan ekspor September sebesar 174.000 ton.
4. Timur Tengah
Naik 52,67% dengan angka 171.000 ton di bulan Oktober dibandingkan ekspor September sebesar 112.000 ton.
5. Bangladesh
Naik 217% dengan angka 111.000 ton di bulan Oktober dibandingkan ekspor September sebesar 35.000 ton.
6. Malaysia
Naik 24,66% dengan angka 91.000 ton di bulan Oktober dibandingkan ekspor September sebesar 73.000 ton.
7. China
Turun 10,26% dengan angka 437.000 ton di bulan Oktober dibandingkan ekspor September sebesar 487.000 ton.
8. USA
Turun 31,6% dengan angka 158.000 ton di bulan Oktober dibandingkan ekspor September sebesar 231.000 ton.
“Secara nasional ekspor tahun 2024 lebih rendah 10,0% dibandingkan dengan ekspor 2023 untuk periode Januari-Oktober,” ungkapnya.
Dengan kinerja ekspor tersebut, GAPKI mencatat nilai ekspor bulan Oktober mencapai USD2,94 juta atau lebih tinggi 34,82% dari bulan September sebesar USD2,183 juta.
Dan secara YoY sampai dengan bulan September nilai ekspor tahun 2024 mencapai USD22,472 juta atau 12,2% lebih rendah dari nilai ekspor periode sama tahun 2023 sebesar USD25,584 juta. (ANG)