JAKARTA – Musim Mas Group, salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia, memberdayakan petani perempuan dan istri petani melalui pelatihan nutrisi dan kesehatan, literasi keuangan, dan peluang bisnis rumahan.
Tiga tema tersebut muncul dari survei terhadap calon peserta yang dilakukan sebelum program ini dimulai. Untuk memulai program ini, Musim Mas melakukan pelatihan terkait nutrisi dan kesehatan keluarga.
Linda Wati, Women Smallholders Program-Project Leader, Musim Mas mengatakan dipilihnya tema tersebut mengingat perempuan memiliki peranan penting bagi keluarga dan keberlanjutan industri kelapa sawit.
“Karena itu, Women Smallholders Program dihadirkan untuk memberdayakan petani perempuan dan istri petani melalui berbagai pelatihan yang menekankan aspek sosial-ekonomi agar dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki, sehingga mereka mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi lebih di dalam keluarga,” kata Linda Wati pada acara pemaparan hasil implementasi Women Smallholders Program di Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Dalam melaksanakan program ini, Musim Mas bekerjasama dengan dua akademisi dari Universitas Sumatera Utara (USU), yaitu Dr. Fotarisman Zaluchu, S.K.M, M.P.H dan Dr. Putri C. Eyanoer, MS.Epi, Ph.D.
Pelatihan perdana ini diikuti 500 perempuan dari Kabupaten Rokan Hilir, Rokan Hulu, dan Kabupaten Pelalawan di Provinsi Riau. Melalui tiga kali tatap muka, dengan materi yang berbeda, pelatihan menggunakan pendekatan participatory, reflective, dan interactive, mengombinasikan modul dengan games, diskusi, dan aktivitas peserta. Tujuannya agar peserta dapat mengingat keseluruhan materi untuk digunakan dalam praktik perilaku secara mandiri setelah pelatihan selesai.
Sebelum setiap pertemuan dilakukan, para peserta juga menjalani cek kesehatan berupa pencatatan berat dan tinggi badan, tekanan darah, kadar gula darah, asam urat, dan kolesterol. Program pelatihan yang berlangsung selama enam minggu ini juga menggunakan metode pendampingan perilaku menggunakan kalender kesehatan dan grup whatsapp.
Implementasi program perdana yang dilaksanakan Mei-Oktober 2023 ini, dinilai berhasil, dan akan diteruskan untuk diterapkan di wilayah lain tahun depan. “Musim Mas juga membuka peluang kolaborasi bagi stakeholders yang ingin menjalankan program ini,” kata Linda Wati.
Fotarisman Zaluchu mengatakan, peserta sebagian besar awam dengan istilah-istilah kesehatan. Karena itu, pihaknya memberikan informasi yang mudah dipahami oleh peserta. Dirinya mengembangkan teknik belajar yang edukatif tetapi menyenangkan, di mana penyampaian materi dilakukan secara dialogis, melibatkan indra, dan membangkitkan semangat.
“Kami menyampaikan materi sesuai dengan konteks keseharian mereka, dan dari awal, menjelaskan juga kesulitan-kesulitan yang akan mereka hadapi. Model pembelajaran seperti ini ternyata menyenangkan bagi mereka,” kata Fotarisman.
Sementara itu Putri C. Eyanoer mengatakan bahwa program ini memiliki framework yang tepat dengan memilih para ibu sebagai target peserta pelatihan. Pengaruh Ibu pada keluarga terlihat dengan mengajak suami untuk hidup sehat, tentu dengan segala keterbatasannya.
Efek domino memang hanya bisa didapat melalui komitmen yang kuat untuk mewujudkannya. “Mulai dari mengajak suami untuk ikut menerapkan apa yang didapat dalam pelatihan, sehingga bisa merasakan manfaatnya bersama, dan melalui unggahan di grup whatsapp, dapat memotivasi ibu dan pasangan lain untuk melakukan program bersama,” kata Putri.
Dari sisi peserta, Roslina Tampubolon, petani perempuan di Kabupaten Rokan Hilir, mengatakan, “Kalau memikirkan masa depan anak saya, saya ingin sehat. Saya merombak habis kebiasaan, dan beralih mengonsumsi makanan sehat, sehingga kini dari bangun tidur, rasanya penuh energi. Saya juga berbagi dan mengajak keluarga dan teman-teman untuk hidup sehat,” ujar Roslina.
Musim Mas optimistis bahwa program ini bisa terus dikembangkan dan diterapkan di daerah-daerah lainnya, mengingat program ini berkontribusi langsung dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia, khususnya Tanpa Kelaparan, Kesetaraan Gender, serta Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.
Perluasan program juga dapat dilakukan dengan memberdayakan para petani perempuan atau istri petani yang sudah mendapatkan pelatihan untuk berbagi dengan anggota keluarga atau komunitasnya.
“Setelah pelatihan nutrisi dan kesehatan keluarga, selanjutnya kami akan merancang pelatihan terkait literasi keuangan dan peluang bisnis rumahan. Karena itu, Musim Mas menyambut baik seluruh stakeholders yang ingin berkolaborasi, untuk meningkatkan kehidupan keluarga petani swadaya di Indonesia,” kata Linda Wati. (SDR)