JAMBI – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 6 Jambi meremajakan 226 hektare (ha) kebun kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar). Sebelumnya, perusahaan plat merah ini merealisasikan program PSR di Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi.
Peremajaan di tahap pertama di lakukan Selasa (7/11/2023) di kebun sawit rakyat seluas 192 hektare (ha). Kebun seluas itu milik Gabungan Kelompok Tani dan Koperasi Unit Desa (KUD) Damai Sejahtera Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar).
“Alhamdulillah, mimpi kami bisa meremajakan kebun sawit jadi kenyataan. PTPN 6 merealisasikan ini. Terima kasih atas tindaklanjut dari PTPN 6 yang telah menerima permohonan kami, padahal baru dua bulan kami mengajukan jadi mitra PSR,” kata Sutan Kamenan, Ketua Gabungan Kelompok Tani dan KUD Damai Sejahtera, Pasaman Barat, Rabu (8/11/2023).
Menurut Sutan Kamenan, total kebun sawit milik rakyat yang akan diremajakan mencapai 226 ha. Saat ini baru direalisasikan sekitar 192 ha, sedangkan sisanya 35 ha akan dilakukan pada 2024.
“Sekarang baru 192 ha akan diproses land clearing, sisanya 35 ha tahun 2024. Saya mewakili petani dan anggota KUD, sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada PTPN 6,” kata Sutan.
Sementara, Kabag Perencanaan dan Sustainability PTPN 6 Tuti Indriani mengatakan program PSR yang menjadi Program Strategis Nasional (PSN) Pemerintah Pusat sejalan dengan PTPN 6.
Di mana, PTPN 6 mendorong dan mendukung perkembangan kebun sawit rakyat untuk terus dan meningkatkan produksi kelapa sawit. PSR yang dilakukan, kata Tuti, merupakan upaya perseroan untuk memperbarui kebun sawit rakyat dan meningkatkan kualitas tanaman.
Menurut Tuti, umumnya kebun rakyat sudah tidak produktif karena usia tanam yang sudah maksimal. “Kami bantu petani mulai teknis pengolahan lahan, bibit, pupuk dan dukungan finansial. Harapannya petani dapat meningkatkan hasil panen dan pendapatan mereka,” ujarnya.
Tuti mengatakan, petani akan menerima pelatihan mengenai praktik perkebunan terbaik, manajemen kebun dan pemeliharaan sawit yang efisien. Dengan demikian, diharapkan produktivitas dan kualitas buah sawit akan meningkat, sehingga pendapatan petani juga akan mengalami peningkatan. (SDR)