JAKARTA – Tiga negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia mengurangi pembeliannya. Ketiga negara tersebut yakni China, India dan Pakistan.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistis (BPS) BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan India merupakan negara yang menurunkan pembelian CPO dan produk turunannya dari Indonesia.
Pada Juli 2024 lalu, ekspor CPO dan produk turunannya ke India mengalami penurunan signifikan sekitar 59,31% dibanding Mei 2024 (month-to-month mtm). “Jika dibandingkan dengan Juli 2023 juga mengalami penurunan sekitar 67,50% (year-on-year/YoY),” kata Amalia di Jakarta, Kamis (15/8/2024).
Baca Juga: Golkar Tegaskan Pengunduran Diri Airlangga Tak Terkait dengan Kasus Ekspor CPO
Begitupun ekspor CPO dan turunannya ke China juga merosot -49,56% (mtm) dan turun 30,04% (YoY). Selain itu, penurunan ekspor minyak sawit juga terjadi ke Pakistan yang mengalami penurunan 17,78% (mtm), dan turun 18,62% (YoY). “Kinerja ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya lesu pada Juli 2024,” katanya.
Amalia mengungkapkan nilai ekspor CPO pada Juli 2024 sebesar USD1,39 miliar mengalami penurunan secara bulanan maupun tahunan. Secara bulanan nilai ekspor CPO pada Juli 2024 turun 36,37% (mtm) dibandingkan nilai ekspor pada Juni 2024 sebesar USD2,18 miliar.
Sementara secara tahunan, nilai ekspor CPO pada Juli 2024 juga turun signifikan 39,22% (YoY) dibandingkan Juli 2023 sebesar USD2,28 miliar. Adapun, total volume ekspor CPO dan turunannya pada Juli 2024 tercatat sebanyak 1,62 juta ton, merosot dibandingkan volume ekspor bulan sebelumnya sebanyak 2,67 juta ton.
Baca Juga: GAPKI Prediksi Ekspor CPO di 2024 Turun, Analis: Akan Picu Kenaikan Harga
Sementara dari sisi harga CPO dan turunannya di tingkat global pada Juli 2024 mengalami peningkatan menjadi USD856,66 per ton dari harga bulan sebelumnya sebesar USD814,93 per ton. Secara kumulatif, nilai ekspor CPO dan turunannya pada Juli 2024 sebesar USD1,39 miliar telah memberikan share sebesar 6,66% terhadap ekspor nonmigas.
“Penurunan volume ekspor CPO lebih dalam dibandingkan penurunan nilainya, mengindikasikan bahwa ini penurunannya ditopang oleh adanya pelemahan permintaan dari negara tujuan ekspor,” kata Amalia. (SDR)