JAKARTA – Pada hari besar keagamaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini, harga barang kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Demikian juga harga minyak goreng.
Harga minyak goreng curah naik 0,61% menjadi Rp14.750 per liter dan minyak goreng kemasan sederhana naik 0,58% menjadi Rp17.300 per liter.
Kendati mengalami kenaikan, namun Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengklaim harga minyak goreng stabil selama tahun ini. Menurut dia, stabilitas harga ini ditopang program Domestic Market Obligation (DMO) yang mampu menjaga pasokan minyak goreng dalam negeri.
Dalam tiga bulan terakhir, realisasi program ini telah mendekati 100% dengan proporsi Minyakita terjaga 35%. Dalam memastikan kecukupan dan stabilitas harga minyak goreng di dalam negeri pada periode Natal dan Tahun Baru 2023/2024, Zulhas mengatakan pihaknya melakukan satu hal.
Yakni, mendorong produsen minyak goreng memenuhi kewajiban DMO dengan proporsi Minyakita sebesar 40%. “Kata kuncinya adalah kerja sama dan kolaborasi. Dengan bersinergi dengan pemangku kepentingan terkait, pemerintah jamin harga dan pasokan bapok terkendali, sehingga masyarakat dapat tersenyum,” kata Zulkilifi dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (26/12/2023).
Setelah Pemilu HET Minyakita Naik
Sebagai informasi, harga Minyakita diungkap Zulkifli akan mengalami kenaikan setelah ajang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Pria yang akrab disapa Zulhas itu mengatakan, harga eceran tertinggi (HET) yang sebelumnya Rp14.000 per liter akan naik menjadi Rp15.000 setelah pemilu 2024. “Memang mestinya (naik) karena packaging-nya sudah mahal, cuma nanti lah abis pemilu,” katanya.
Ia menekankan bahwa Minyakita bukan mengalami kenaikan harga, melainkan adanya penyesuaian. “Abis pemilu, (Minyakita harganya) Rp15.000. Bukan naik, (tapi mengalami) penyesuaian,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Sebelumnya, Zulhas sempat mengatakan, pemerintah membuka peluang untuk menaikkan HETnya menjadi Rp15.000 per liter. “Mestinya (harga Minyakita) mengikuti perkembangan inflasi, tapi kami belum memutuskan. Masih harus rapat (bersama) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dulu untuk jadi Rp15.000,” kata Zulhas.
Sementara ini, kata dia, Minyakita tetap dijual seharga Rp14.000 per liter dengan toleransi sebesar Rp14.500.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim mengatakan, Minyakita memang belum ada rencana untuk dinaikkan. Namun, dari berbagai indikator yang ada, ia memandang HETnya memang harus dinaikkan. Ia memastikan pemerintah akan mengkaji dulu lebih dalam perihal rencana ini.
Adapun pengkajian yang akan dilakukan di antaranya meliputi dampak dari kenaikan ini. Isy menegaskan, untuk sementara ini harga Minyakita tidak dinaikkan dulu, masih sesuai HET yang sekarang.
Ia kemudian bilang saat ini di pasar-pasar ada perbedaan harga Minyakita, di mana rata-rata nasionalnya sudah sebesar Rp15.030. “(Harga Minyakita) ada yang Rp14.000, bahkan ada yang Rp15.000 karena memperoleh dari agen resmi,” ujarnya.
Menurut dia, jika Minyakita dijual di atas HET, tidaklah menjadi persoalan. Sebab, Isy mengaku kasian dengan para pedagang jika harus ditindak secara hukum. “Kalau di pasar ini masih ditoleransi kalau lebih tinggi. Kalau mau kita lakukan penegakkan hukum kan kasihan ya,” ujarnya. (SDR)